UIN Online - Prof Dr Hariyono Suyono selaku ketua yayasan Damandiri mengungkapkan bahwa Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) ini berangkat dari masjid untuk membuat sesuatu yang dapat membawa kepada kesejahteraan masyarakat, hal tersebut disampaikan saat meresmikan Posdaya berbasis masjid binaan FDK UIN Alauddin Makassar di Dusun Punaga Desa Maradekaya Kec. Bajeng Kab. Gowa, Rabu, 6 Februari 2013.
Dr Usman Jasad selaku ketua panitia mengungkapkan bahwa Posdaya ini adalah pertama di Indonesia Timur dan tempatnyapun di Dusun Punaga Desa Maradekaya Kec. Bajeng Kab. Gowa, maka berbahagialah orang Gowa karena masyarakatnya yang menjadi contoh peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia menambahkan bahwa Posdaya datang untuk membawa ilmu, bukan membawa uang dan barang, tetapi dengan ilmu, masyarakat akan memperoleh uang dan barang, masyarakat akan dibekali berbagai keterampilan sehingga masyarakat akan meningkat pendapatannya, antara lain dengan memanfaatkan waduk, pekarangan kosong, pemasaran hasil karya keterampilan masyarakat, bahkan ia menyarankan kepada Pemda setempat, bahwa bila akan member izin usaha para pengelola mall agar mereka memasarkan produk local dan pihak pemdapun langsung mengahutinya.
Sedangkan kepala desa Maradekaya, Muh. Ramli menyambutnya dengan ungkapan singkat tetapi padat dengan menyatakan tiada kata berhenti untuk kesejahteraan masyarakat desa maradekaya, hal ini disambut tepuk tangah yang meriah oleh hadirin.
Sedangkan dekan FDK dalam sambutannya mengungkapkan bahwa setelah ia mengadakan TOT dan studi tour ke Yogyakarta dan Malang (lokasi pilot proyek pos pemberdayaan keluarga berbasis masjid) bahwa mengapa orang jawa bisa mengembangkan masyarakatnya, orang bugis Makassar tidak? Pada halo rang bigis Makassar sangat potensil dan suka kerja keras, hal inilah yang mendorong para petinggi DFK UIN Alauddin Makassar ingin mewakafkan tenaga dan pikirannya bahkan kalau perlu dananya untuk kesejahteraan masyarakat di desa maradekaya.
Prof Dr Hariyono Suyono disambut penampilan anggaru di depan prof hariyono oleh salah seorang putra daerah dan pengalungan sarung sutra sebagai tanda penghormatan dan penghargaan tertinggi menurut adat gowa dan acara ini turut dihadiri oleh pemda setempat dan masyarakat desa maradeka, dan yang hadir mencapai 300 orang lebih.