Membaca Ayat Al-Qur’an dan Ayat Semesta (Muhammad Anshar Akil)

  • 08:58 WITA
  • Admin FDK
  • Artikel

Mungkin banyak yang mengira Al-Qur’an, kitab suci umat Islam, isinya sebagian besar hanya hukum-hukum Islam, syariah atau fiqhi. Dalam bukunya, Quran dan Ilmu Pengetahuan Modern (1984), Syekh Thantawi Jauhari menyebut bahwa bahwa ayat-ayat yang membicarakan ilmu pengetahuan jauh lebih banyak dibanding ayat-ayat fiqh dengan perimbangan 750 banding 150 ayat (lihat juga Tamimi 2019, Kunut 2022). Hal ini menarik dicermati karena para ulama lebih banyak menulis kitab fiqhi dan nyaris tidak melahirkan kitab mengenai alam semesta.  

Mengapa ayat-ayat ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an lebih banyak dibandingkan ayat-ayat fiqhi? Salah satu jawabannya agar manusia (khususnya kaum muslim) termotivasi menggunakan akal pikirannya untuk mempelajari alam semesta, yang ada di darat, di laut dan di udara atau di langit, yang akan melahirkan beragam ilmu pengetahuan yang sangat dibutuhkan oleh umat manusia sebagai jalan untuk memahami keberadaan dan ke-Mahakuasaan Allah, pencipta dan pengatur alam semesta.

Al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan karena berisi isyarat-isyarat ilmu dan dorongan bagi manusia untuk menggunakan akal pikirannya mempelajari fenomena langit dan bumi, sehingga manusia akan sampai kepada keyakinan akan adanya Allah swt sehingga taat beribadah kepada-Nya. Manusia tidak dapat menjalani kehidupannya dengan berhasil jika tidak mempelajari Al-Qur’an dan alam semesta.

Seperti halnya ayat-ayat Al-Qur’an dibaca untuk memahami keberadaan Tuhan, maka alam semesta juga merupakan ayat-ayat Tuhan yang perlu dibaca, dipelajari dan dipahami sebagai tanda-tanda kekuasaan Tuhan. Mempelajari Al-Qur’anul karim dan alam semesta merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan umat Islam, khususnya bagi ulama atau ilmuwan muslim.

Penjelasan Al-Qur’an menganai berbagai fenomena alam semesta kini satu persatu terbukti oleh penemuaan-penemuan ilmu pengetahuan modern abad ke-21. Misalnya mengenai alam semesta yang mengembang (big bang), bulan memantulkan cahaya matahari, keberadaan partikel sub-atomik (dzarrah), angin mengawinkan awan, gunung sebagai pasak bumi, air asin dan air tawar tidak bisa menyatu karena ada pembatas, buah-buahan diciptakan berpasang-pasangan, penjelasan mengenai tahap embrio dalam rahim, adanya gunung pelangi, dan lain-lain, menunjukan mukjizat ilmiah Al-Qur’an yang disebutkan 1.400 tahun yang lalu dan kini terbukti sesuai temuan ilmu pengetahuan modern. Bagaimana bisa seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) mampu mengetahui jauh ke masa depan mengenai rahasia-rahasia alam semesta jika bukan karena petunjuk langsung dari Allah, Sang Pencipta alam semesta (Zakir Naik, 2016).

Menurut  Prof. Hossein Nasr (dalam KH Mustafa Zahri, 1986) bahwa: ada dua jenis ayat-ayat Tuhan yang perlu dibaca atau dipelajari oleh manusia. Jenis ayat yang pertama adalah Al-Qur’an At-Tadwin yaitu ayat-ayat tertulis  di dalam Al-Qur’an  sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah swt melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Jenis ayat yang kedua adalah Al-Qur’an At-Taqwin atau ayat-ayat yang tercipta berupa hamparan alam semesta, di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya. Alam semesta belum sepenuhnya diketahui oleh manusia, baik kandungannya maupun batas-batasnya.

Inilah dua jenis ayat yang perlu dibaca yaitu ayat Al-Quran dan ayat semesta. Kedua jenis ayat ini (A-Qur’an At-Tadwin & Al-Qur’an At-Taqwin) tidak bisa dipisahkan dalam proses pendidikan karena mencakup seluruh gagasan  atau pola dasar yang pernah diciptakan oleh Allah untuk dikaji dan dipahami oleh manusia. Seluruh ‘ayat’ Tuhan mencakup tanda-tanda dan kejadian-kejadian yang ada di langit dan dibumi, yang secara langsung menunjuk bagian-bagian surah dalam Al-Qur’an dan bagian-bagian alam yang terhampar di sekeliling kita, yang memberikan makna akan keberadaan Sang Maha Pencipta dan Pengatur alam raya, yaitu Allah swt.*

 

Penulis     :     Dr. Muhammad Anshar Akil, ST, MSi, CHt, CPNLP

Aktivitas  :    Dosen Program Pascasarjana (S2 & S3) dan Jurusan Ilmu Komunikasi (S1) UIN Alauddin Makassar, Founder AA Institute, “Anshar Akil Channel Youtube”, Motivator Nasional, Coorporate Trainer, Penulis.

Email       :    [email protected]