Seorang
ilmuwan memiliki cara berpikir dan bertindak yang berbeda dibandingkan
masyarakat pada umumnya. Ilmuwan berpikir dan bertindak secara sistematis,
objektif, rasional dan empirik yang dikenal sebagai metode ilmiah. Metode
ilmiah ini merupakan prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam
bekerja, menyelesaikan masalah, dan penelitian untuk menghasilkan teori sesuai
metodologi ilmu pengetahuan.
Berikut
ini tujuh langkah metode ilmiah yang dilakukan ilmuwan dalam bekerja, saat
penelitian, atau ketika menyelesaikan suatu masalah. Pertama, memahami
latar belakang masalah. Ini adalah langkah awal sebuah penelitian yaitu
memahami fenomena yang melatarbelakangi munculnya masalah yang akan dikaji.
Latar belakang bisa lahir dari proses memperhatikan fenomena alam atau sosial
sesuai keahlian seorang ilmuwan.
Kedua,
menentukan atau merumuskan masalah yang akan dijawab. Menentukan masalah yang
akan dikaji atau diteliti merupakan tahap yang sangat penting dalam prosedur
ilmiah. Masalah adalah pebedaan antara harapan dan kenyataan. Rumusan masalah
dapat dibuat 1 sampai 3 dalam suatu kegiatan penelitian. Rumasan masalah jangan
terlalu banyak supaya penelitian lebih fokus, mendalam, dan penelitian bisa
dilakukan secara efektif dan efisien.
Ketiga,
Menentukan hipotesis. Langkah ini digunakan dalam penelitian kuantitatif dan
kualitatif, namun dalam kuantitatif hipotesis dicantumkan sebagai rumusan
masalah sedangkan dalam kualitatif tidak dicantumkan. Hipotesis kuantitatif ada
dua yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotetsis 0 (Ho) berarti
diduga tidak ada hubungan/pengaruh X terhadap Y, dan hipotesis alternatif (Ha)
diduga ada hubungan/pengaruh variabel X terhadap Y. Sedangkan hipotesis
kualitatif berupa dugaan atau keinginan peneliti terhadap hasil
penelitian misalnya: guru berperan penting dalam peningkatan
prestasi belajar siswa jika menerapkan metode pembelajaran online; atau isi
berita surat kabar mempunyai makna simbolis yang menentukan pendapat masyarakat
dalam memilih calon kepala daerah dalam pemilukada.
Keempat,
menentukan teori digunakan. Teori berfungsi sebagai variabel yang akan diuji
dalam penelitian kuantitatif, atau sebagai acuan, pendoman, dan alat analisis dalam
penelitian kualitatif. Juga sebagai acuan membuat kerangka teoritis dan
kerangka konsepsional suatu penelitian. Gunakan teori yang tepat sesuai fokus
penelitian dan bidang keahlian seorang peneliti.
Kelima,
menentukan pendekatan penelitian yaitu pendekatan metode dan pendekatan
keilmuan. Pendekatan metode adalah kuantitatif, kualitatif, atau mix method.
Sedangkan pendekatan keilmuan adalah teori-teori yang dipakai sesuai objek
forma bidang keilmuan (fakultas/jurusan/prodi)dari ilmuwan atau peneliti.
Keenam,
melakukan pengumpulan data, penyusunan data, dan analisis data. Pengumpulan
data dilakukan dengan observasi, wawancara, penelusuran, praktikum, simulasi,
dan lain-lain. Penyusunan merupakan tahap pengolahan data sesuai dengan
karangka pikir. Analisis data adalah pemikiran mendalam yang dilakukan peneliti
untuk memaknai hasil penelitian. Analisis data menggunakan metode induktif,
deduktif, dialektika, komputasi, dan lain-lain.
Ketujuh,
menarik kesimpulan sebagai tahap akhir. Kesimpulan merupakan poin-poin
ringkasan yang didapatkan sebagai hasil penelitian. Kesimpulan harus menjawab
rumusan masalah yang yang ingin dijawab di awal penelitian. Setelah didapatkan
kesimpulan maka dilanjutkan dengan membuat laporan dan publikasi.
Demikian
tujuh langkah kerja ilmuwan atau biasa disebut metode ilmiah. Berbeda dengan
masyarakat umum yang seringkali berpikir dan bertindak secara acak, subjektif,
hanya berdasarkan dorongan emosi seperti marah, tanpa dilengkapi data, untuk
menyelesaikan masalah sehingga hasilnya seringkali keliru dan malah menimbulkan
permasalahan baru. Namun seorang ilmuwan menggunakan metode ilmiah yang
sistematis sebagai cara berpikir dan bertindak bukan hanya dalam aktivitas
akademik, tapi juga dalam kehidupan sosial, sehingga tindakan seorang ilmuwan
selalu memberi manfaat bagi orang lain, masyarakat, atau lingkungan.
Bagi
ilmuwan muslim, metode ilmiah tersebut masih dilengkapi dengan metode bayani,
burhani, dan irfani sesuai Al-Qur’an Hadis sebagai mode integrasi keilmuan.
Insyaallah hal ini akan dibahas dalam tulisan lainnya.*
Penulis :
Dr. Muhammad Anshar Akil, ST, MSi, CHt, CPNLP
Aktivitas :
Dosen Program Pascasarjana (S2 &
S3) dan Jurusan Ilmu Komunikasi (S1) UIN Alauddin Makassar, Founder AA
Institute, “Anshar Akil Channel Youtube”, Motivator Nasional, Coorporate
Trainer, Penulis.
Email : [email protected]