Lima Level Kompetensi Keilmuan (Muhammad Anshar Akil)

  • 08:29 WITA
  • Admin FDK
  • Artikel

Dalam mengajar saya (MAA) selalu menekankan pentingnya mahasiswa atau alumni memiliki kompetensi keilmuan (scientific competence) yaitu standar pengetahuan, sikap, nilai-nilai dan keterampilan yang perlu dimiliki seseorang sesuai bidang ilmunya.  Kompetensi ini penting sebagai output dari proses pembelajaran. Jika peserta tidak memiliki kemampuan berpikir, sikap,  tindakan dan keahlian tertentu sesuai standar pembelajaran berarti tujuan belajar tidak tercapai.  Hal ini berlaku untuk jenjang seluruh S1, S2, dan S3. 

Di bawah ini dijelaskan lima level kompetensi ilmu yang perlu diterapkan dalam pelaksanaan tri darma yaitu pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 

1. Memahami teori atau konsep sesuai objek forma bidang ilmunya. Misalnya mahasiswa jurusan ilmu komunikasi mampu memahami filsafat komunikasi, teori-teori komunikasi, metode penelitian komunikasi, teknologi komunikasi. Memahami teori atau konsep tersebut dapat dicapai dengan mempelajari text book, buku literatur ilmu komunikasi. Begitu jurusan atau prodi lain harus memahami teori-teori dan konsep-konsep dasar bidang ilmunya. Inilah perbedaan antara satu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya yang disebut objek forma yaitu objek khusus yang hanya dipelajari oleh prodi itu dan membedakan dengan prodi lain. Dalam integrasi keilmuan, peserta juga perlu memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis yang sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari . Level pertama ini perlu dimiliki (dikuasai) oleh mahasiswa dan alumni S1, S2, dan S3. 

2. Mampu menganalisis yaitu kesanggupan berpikir mendalam saat melihat berbagai fenomena, perubahan-perubahan, atau masalah-masalah alam maupun sosial di sekitar kita. Kemampuan menganalisis ini dapat menggunakan mode induktif, deduktif, dialektika, dan lain-lain. Dengan kemampuan menganalisis maka dapat diketahui kelebihan-kekurangan suatu teori, cara mensinergikan teori dengan praktek, mampu memahami proses atau sebab-sebab terjadinya suatu masalah,  pendekatan yang cocok untuk menyelesaikan suatu masalah dalam masyarakat, dan sebagainya. Level kedua ini wajib bagi mahasiswa atau alumni S2 dan S3 sebagai kemampuan primary sedangkan bagi mahasiswa S1 atau alumni lebih bersifat secondary. Namun jika diperlukan maka seluruh alumni S1, S2, S3 seharusnya memiliki kompetensi ini. 

3. Menemukan ide baru yaitu mampu melahirkan gagasan, pemikiran-pemikiran, kreasi, inovasi, teori-teori baru atau novelty dalam bidang ilmu yang ditekuni selaras dengan nilai-nilai Al-Qur’an hadis dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi. Level 3 kompetensi ini wajib dimiliki atau dikuasai oleh mahasiswa jenjang S3 atau doktor sebagai kompetensi primary, sedangkan mahasiswa S2 atau magister bisa bersifat secondary. Bagi alumni perguruan tinggi utamanya S2 dan S3 perlu memiliki kompetensi ini sebagai suatu kemampuan utama.

4. Mengaplikasikan ide yaitu mampu menerapkan pemikiran atau gagasan-gagasan konstruktif di tempat kerja atau di masyarakat. Kompetensi level 4 ini wajib bagi alumni S2 (magister) dan S3 (doktor) setelah mereka bekerja atau berada di tengah masyarakat atau saat mereka kembali ke pekerjaan mereka setelah tugas belajar. Sedangkan bagi alumni S1 (sarjana) penerapan teori-teori yang sudah dipelajari akan menyesuaikan dengan kondisi dijalaninya.

5. Mengembangkan ide yaitu mampu membuat temuan-temuan, inovasi, karya ilmiah, buku, artikel jurnal, seminar, workshop, dan lain-lain untuk mengembangkan ide-ide, gagasan-gagasan yang dimilikinya agar menyebar dalam kalangan akademik dan masyarakat luas. Kompetensi level ini wajib dimiliki oleh alumni S2 dan S3, sedangkan alumni S1 menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi.

Kelima  level kompetensi keilmuan ini seharusnya dimiliki mahasiswa atau alumni baik tingkat S1, S2 maupun S3. Pencapaian level-level kompetensi ini menunjukkan tingkat kualitas pembelajaran yang dilakukan sesuai output yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu mengarahkan proses tri darma, baik aktivitas pengajaran, penelitian maupun pengabdian, untuk mencapai kompetensi keilmuan tersebut. 

Sebenarnya masih ada kompetensi lain yang juga sangat penting dimiliki oleh mahasiswa atau alumni yaitu kemampuan mengelola diri dan hubungan dengan orang lain atau soft skill, seperti kejujuran, kerajinan, kesungguhan, tanggung jawab, kerjasama, kesabaran, dan keikhlasan dalam belajar maupun menjalani hidup kita sesuai nilai-nilai Islam. Mahasiswa dan alumni jangan hanya mengejar penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi namun pikiran dan hidupnya terpisah dari nilai-nilai Al-Quran dan hadis. Soft skill ini akan dijelaskan pada tulisan yang lain. Insyaallah….* 

 

Penulis     :    Dr. Muhammad Anshar Akil, ST, MSi, CHt, CPNLP

Aktivitas  :    Dosen Program Pascasarjana (S2 & S3) dan Jurusan Ilmu Komunikasi (S1) UIN Alauddin Makassar, Founder AA Institute, “Anshar Akil Channel Youtube”, Motivator Nasional, Corporate Trainer, Penulis.

Email       :    [email protected]