Teknologi Telah Mengambil Amal-Amal Kita (Muhammad Anshar Akil)

  • 07:07 WITA
  • Admin FDK
  • Artikel

Pekerjaan langsung yang ditangani oleh manusia saat ini makin sedikit karena telah digantikan oleh  teknologi atau mesin.  Istilahnya teknologi memudahkan hidup kita. Semua urusan dapat dilakukan oleh mesin, menggantikan tugas-tugas kita dengan cara yang lebih mudah dan cepat, istilahnya instan. 

Misalnya, ketika suami dan anak-anak ingin makan malam di rumah maka ibu (istri) tidak perlu lagi memasak, cukup memesan makanan dan minuman melalui aplikasi online maka pesanan akan datang tanpa repot lagi memasak yang menyusahkan, membuat capek atau pegal bagi sebagian ibu-ibu.

Begitu pula urusan anak-anak pergi pulang sekolah, kini sudah diwakilkan kepada pengemudi ojol (ojek online), maka anak-anak ke sekolah tanpa perlu diantar dijemput orang tuanya seperti jaman saya dulu waktu SD. Kini mudah, tinggal buka aplikasi, pesan ojol maka beberapa menit ia akan datang membawa anak-anak pergi ke tempat belajarnya. Orang tua terbebas dari mengantar menjemput anaknya.

Mahasiswa yang akan membuat tugas makalah atau skripsi tidak perlu repot-repot membaca buku, belajar, berpikir, mengetik, mencari data, menganalisis, menyimpulkan, tapi cukup membuka open AI (kecerdasan buatan) ChatGPT maka tidak sampai 5 menit makalah itu sudah selesai tersaji dengan rapi. Benar-benar sangat membantu memudahkan membuat paper tanpa perlu berpikir dan berusaha keras mewujudkannya.

Anak-anak tidak lagi pulang kampung untuk bertemu orang tuanya. Dia bisa melakukan chatting dengan ibu bapaknya melalui video call atau video conference menggunakan gmeet, zoom, atau WA. Di antara saudara atau keluarga tidak lagi saling berkunjung ke rumah karena sudah dilakukan komunikasi di grup WA atau media sosial lainnya.

Mesin-mesin semakin pintar, orang-orang semakin kurang menggunakan pikirannya. Mesin-mesin semakin banyak aktivitasnya, orang-orang semakin kurang kegiatannya karena digantikan fasilitas teknologi. Mesin-mesin telah belajar menjadi seperti manusia, bisa berpikir, mencari data, mengambil keputusan, melakukan berbagai aktivitas secara otomatis. Sedangkan orang-orang justru berubah seperti “mesin tua” yang tidak berdaya, sangat bergantung dan dilayani oleh teknologi.

Orang-orang telah kehilangan pikiran dan amal-amalnya karena diambil alih oleh mesin. Berapa banyak amal-amal kita telah hilang? Istri tidak lagi memasak nasi, ikan, sayur, membuat sambal untuk suami dan anaknya padahal memasak bagi ibu-ibu adalah amal yang sangat tinggi pahalanya, misalnya menyiapkan makan pagi, siang, malam atau berbuka puasa dari hasil masakan langsung tangannya sendiri.

Berapa banyak amal yang hilang ketika orang tua tidak lagi mengantar dan menjemput anak-anak kecilnya pergi sekolah?  Kedekatan emosional antara orang tua dan anak telah digantikan oleh HP. Ruang bercerita dan bercengkrama tidak ada lagi karena anggota keluarga sibuk dengan media sosialnya masing-masing. Berapa banyak amal-amal kita yang hilang ketika mahasiswa tidak lagi membaca, menulis, berpikir, membuat naskah karena telah digantikan oleh AI. Padahal membaca, menulis, berpikir, membuat naskah-naskah ilmu pengetahuan adalah amal yang sangat tinggi nilainya?

Berapa banyak amal-amal kita hilang karena tidak lagi mengunjungi orang tua kita, mencium aroma tubuh ayah ibu, mendengar langsung suaranya, bertatap muka dengannya. Komunikasi anak-orang tua telah digantikan oleh SMS, WA, Email, dan video call.

Tugas-tugas dan tanggung jawab kita sebagai manusia telah dilakukan oleh mesin-mesin. Manusia hampir kehilangan seluruh tugas-tugas dan pekerjaannya. Manusia segera kehilangan pikirannya, jiwanya,  dan juga amal-amalnya. Wallahu a’lam….*

 

Penulis     :     Dr. Muhammad Anshar Akil, ST, MSi, CHt, CPNLP

Aktivitas  :    Dosen Program Pascasarjana (S2 & S3) dan Jurusan Ilmu Komunikasi (S1) UIN Alauddin Makassar, Founder AA Institute, “Anshar Akil Channel Youtube”, Motivator Nasional, Corporate Trainer, Penulis.

Email       :    [email protected]