Pekerjaan langsung yang ditangani
oleh manusia saat ini makin sedikit karena telah digantikan oleh teknologi atau mesin. Istilahnya teknologi memudahkan hidup kita.
Semua urusan dapat dilakukan oleh mesin, menggantikan tugas-tugas kita dengan
cara yang lebih mudah dan cepat, istilahnya instan.
Misalnya, ketika suami dan anak-anak
ingin makan malam di rumah maka ibu (istri) tidak perlu lagi memasak, cukup
memesan makanan dan minuman melalui aplikasi online maka pesanan akan
datang tanpa repot lagi memasak yang menyusahkan, membuat capek atau pegal bagi
sebagian ibu-ibu.
Begitu pula urusan anak-anak pergi
pulang sekolah, kini sudah diwakilkan kepada pengemudi ojol (ojek online), maka
anak-anak ke sekolah tanpa perlu diantar dijemput orang tuanya seperti jaman
saya dulu waktu SD. Kini mudah, tinggal buka aplikasi, pesan ojol maka beberapa
menit ia akan datang membawa anak-anak pergi ke tempat belajarnya. Orang tua
terbebas dari mengantar menjemput anaknya.
Mahasiswa yang akan membuat tugas
makalah atau skripsi tidak perlu repot-repot membaca buku, belajar, berpikir,
mengetik, mencari data, menganalisis, menyimpulkan, tapi cukup membuka open AI
(kecerdasan buatan) ChatGPT maka tidak sampai 5 menit makalah itu sudah selesai
tersaji dengan rapi. Benar-benar sangat membantu memudahkan membuat paper tanpa perlu berpikir dan berusaha keras
mewujudkannya.
Anak-anak tidak lagi pulang kampung
untuk bertemu orang tuanya. Dia bisa melakukan chatting dengan ibu bapaknya melalui video call atau video
conference menggunakan gmeet, zoom, atau WA. Di antara saudara atau keluarga
tidak lagi saling berkunjung ke rumah karena sudah dilakukan komunikasi di grup WA atau media sosial lainnya.
Mesin-mesin semakin pintar,
orang-orang semakin kurang menggunakan pikirannya. Mesin-mesin semakin banyak
aktivitasnya, orang-orang semakin kurang kegiatannya karena digantikan
fasilitas teknologi. Mesin-mesin telah belajar menjadi seperti manusia, bisa berpikir,
mencari data, mengambil keputusan, melakukan berbagai aktivitas secara
otomatis. Sedangkan orang-orang justru berubah seperti “mesin tua” yang tidak berdaya, sangat bergantung dan dilayani oleh
teknologi.
Orang-orang telah kehilangan pikiran
dan amal-amalnya karena diambil alih oleh mesin. Berapa banyak amal-amal kita
telah hilang? Istri tidak lagi memasak nasi, ikan, sayur, membuat sambal untuk
suami dan anaknya padahal memasak bagi ibu-ibu adalah amal yang sangat tinggi
pahalanya, misalnya menyiapkan makan pagi, siang, malam atau berbuka puasa dari
hasil masakan langsung tangannya sendiri.
Berapa banyak amal yang hilang
ketika orang tua tidak lagi mengantar dan menjemput anak-anak kecilnya pergi
sekolah? Kedekatan emosional antara
orang tua dan anak telah digantikan oleh HP. Ruang bercerita dan bercengkrama
tidak ada lagi karena anggota keluarga sibuk dengan media sosialnya
masing-masing. Berapa banyak amal-amal kita yang hilang ketika mahasiswa tidak
lagi membaca, menulis, berpikir, membuat naskah karena telah digantikan oleh
AI. Padahal membaca, menulis, berpikir, membuat naskah-naskah ilmu pengetahuan
adalah amal yang sangat tinggi nilainya?
Berapa banyak amal-amal kita hilang
karena tidak lagi mengunjungi orang tua kita, mencium aroma tubuh ayah ibu,
mendengar langsung suaranya, bertatap muka dengannya. Komunikasi anak-orang tua
telah digantikan oleh SMS, WA, Email, dan video call.
Tugas-tugas dan tanggung jawab kita
sebagai manusia telah dilakukan oleh mesin-mesin. Manusia hampir kehilangan seluruh
tugas-tugas dan pekerjaannya. Manusia segera kehilangan pikirannya, jiwanya, dan juga amal-amalnya. Wallahu a’lam….*
Penulis : Dr. Muhammad Anshar Akil, ST, MSi, CHt, CPNLP
Aktivitas : Dosen
Program Pascasarjana (S2 & S3) dan Jurusan Ilmu Komunikasi (S1) UIN
Alauddin Makassar, Founder AA Institute, “Anshar Akil Channel Youtube”,
Motivator Nasional, Corporate Trainer, Penulis.
Email : [email protected]